galeri

galeri
islamic

Selasa, 14 Desember 2010

Istiqamah Di Zaman Modern



________________________________________

Istiqamah artinya teguh hati, taat asas, atau konsisten.
Meskipun tidak semua orang bisa bersikap istiqamah, namun
memeluk agama, untuk memperoleh hikmahnya secara optimal,
sangat memerlukan sikap itu. Allah menjanjikan demikian:
"Dan seandainya mereka itu bersikap istiqamah di atas
jalan kebenaran, maka pastilah Kami siramkan kepada mereka
air yang melimpah." (QS. Al-Jinn/72:16). Air adalah
lambang kehidupan dan lambang kemakmuran. Maka Allah
menjanjikan mereka yang konsisten mengikuti jalan yang
benar akan mendapatkan hidup yang bahagia.

Tentu saja keperluan kepada sikap istiqamah itu ada pada
setiap masa, dan mungkin lebih-lebih lagi diperlukan di
zaman modern ini. Karena kemodernan (modernitas,
modernity) bercirikan perubahan. Bahkan para ahli
menyebutkan bahwa kemodernan ditandai oleh "perubahan yang
terlembagakan" (institutionalized change). Artinya, jika
pada zaman-zaman sebelumnya perubahan adalah sesuatu yang
"luar biasa" dan hanya terjadi di dalam kurun waktu yang
amat panjang, di zaman modern perubahan itu merupakan
gejala harian, dan sudah menjadi keharusan. Lihat saja,
misalnya, perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi,
terutama teknologi microchip (harfiah: kerupuk kecil)
dalam teknologi elektronika. Siapa saja yang mencoba
bertahan pada suatu bentuk produk, baik dia itu produsen
atau konsumen, pasti akan tergilas dan merugi sendiri.
Karena itulah maka "Lembah Silikon" atau Silicon Valley di
California selalu diliputi oleh ketegangan akibat
kompetisi yang amat keras.

Adanya kesan bahwa "perubahan yang terlembagakan" itu
tidak memberi tempat istiqamah adalah salah. Kesalahan itu
timbul antara lain akibat persepsi bahwa istiqamah
mengandung makna yang statis. Memang istiqamah mengandung
arti kemantapan, tetapi tidak berarti kemandekan.
Melainkan lebih dekat kepada arti stabilitas yang dinamis.
Dapat dikiaskan dengan kendaraan bermotor: semakin tinggi
teknologi suatu mobil, semakin mampu dia melaju dengan
cepat tanpa guncangan. Maka disebut mobil itu memiliki
stabilitas atau istiqamah. Dan mobil disebut dengan stabil
bukanlah pada waktu ia berhenti, tapi justru ketika dia
melaju dengan cepat.

Maka begitu pula dengan hidup di zaman modern ini. Kita
harus bergerak, melaju, namun tetap stabil, tanpa goyah.
Ini bisa saja terwujud kalau kita menyadari dan meyakini
apa tujuan hidup kita, dan kita dengan setia mengarahkan
diri kepadanya, sama dengan mobil yang stabil terus melaju
ke depan, tanpa terseot ke kanan-kiri. Lebih-lebih lagi,
yang sebenarnya mengalami "perubahan yang terlembagakan"
dalam zaman modern ini hanyalah bidang-bidang yang
bersangkutan dengan "cara" hidup saja, bukan esensi hidup
itu sendiri dan tujuannya. Ibarat perjalanan
Jakarta-Surabaya, yang mengalami perubahan hanyalah alat
transportasinya, mulai dari jalan kaki, sampai naik
pesawat terbang. Tujuannya sendiri tidak terpengaruh oleh
"cara" menempuh perjalanan itu sendiri.

Maka ibarat mobil yang stabil yang mampu melaju dengan
cepat, begitu pula orang yang mencapai istiqamah tidak
akan goyah, apalagi takut, oleh lajunya perubahan. Dia
hidup dinamis, berjalan di atas kebenaran demi kebenaran,
untuk sampai akhirnya kembali kepada Tuhan, sang Kebenaran
Mutlak dan Abadi. Dan kesadaran akan hidup menuju Tuhan
itulah yang akan memberi kebahagiaan sejati sesuai janji
Tuhan di atas.